Jumat, 02 Desember 2016

Hiduplah Sekarang

Hiduplah sekarang. Atau kau takkan pernah hidup hingga hidupmu berakhir. Betapa banyak orang yang mengeluhkan secuil cobaan dengan menampik setumpuk kebaikan. Bukan sedikit orang yang menghina diri karena merasa tak diberi. Tak diberi oleh Maha Pemberi, mungkinkah? Bukankah kita yang seringkali seakan buta pada nikmat-nikmat yang tak terhitung jumlahnya? Tidakkah Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita? Lalu, masihkah kita memaksakan keadaan yang belum ada?

Hiduplah sekarang. Atau kau akan mati sebelum kau benar-benar mati. Tidak baik menyalahkan keadaan dan mencari-cari alasan. Alasan untuk berhenti berharap dan berupaya. Alasan untuk tidak lagi sujud di hadapan-Nya. Alasan untuk menjatuhkan tangan dan tak lagi mau berdoa. Apalagi alasan untuk membenarkan keinginan mengakhiri. Hidup tidak perlu berakhir hanya karena doamu belum mewujud. Karena doamu tidak harus berwujud seperti yang kau mau bukan?

Hiduplah sekarang.  Karena waktu takkan kembali. Karena hari terus berganti. Kata bule, time is money. Waktu adalah uang. Tak kau gunakan waktumu sama saja kau hambur-hamburkan uangmu. Milioner sekalipun akan berpikir beribu kali untuk itu. Milionerkah dirimu? Orang Arab bilang, al-waqtu ka as-saifi, in lam taqtho'hu qotho'aka. Waktu itu seperti pedang, jika kau tak menghabisinya, maka ia akan menghabisimu. Sadis? Begitulah. Umur memang bertambah (jumlahnya), tapi justru berkurang (jatah hidupnya).

Hiduplah sekarang. Walaupun harapmu belum tercapai. Walaupun inginmu belum terkabul. Walaupun mimpimu belum menyata. Hanya Allah yang tau; apa yang kau butuh, apa yang kau inginkan, dan apa yang terbaik untukmu. Ketahuilah, doa-doamu tidak menguap begitu saja. Mereka telah menjelma sebagai kesehatan, kekeluargaan, persahabatan, kelapangan waktu, keamanan, rumah (meski masih ngontrak), mobil (meski masih kredit), atau handphone (meski layarnya tak lagi sejernih dulu).

Hiduplah sekarang. Syukuri nikmat yang telah dianugerahkan. Nikmati semuanya dan berbahagialah. Jangan biarkan dirimu terpeleset ke masa depan alias banyak mengkhayal. Apalagi terjebak dalam masa lalu alias gagal move on. Kalau terus mengeluh, apa nikmatnya hidup ini? Sungguh, terlalu banyak nikmat yang diberi. Tinggal kita saja, mau mengakui atau masih mencari-cari (nikmat lain yang belum diberi).

Hiduplah sekarang. Sebelum terlambat.
#30DWCHari2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar