Minggu, 18 Desember 2016

Muslimah Sekedarnya

Aku adalah muslimah sejak lahir, dan sungguh bersyukur untuk itu. Dari kecil hingga kini, aku diajarkan nilai-nilai Islami dan dicontohkan tata cara ibadah yang baik dan benar. Semua kujalani dengan penuh kebahagiaan. Saat kelas 5 SD, aku sudah dibiasakan menggunakan hijab ke sekolah dan ke acara-acara tertentu. Walaupun di lingkungan rumah aku tidak menggunakannya, tapi aneh rasanya bila bepergian tanpa hijab.

Setamat SD, aku diasramakan di pondok pesantren hingga menamatkan sekolah menengah atasku. Aku nyantri selama 6 tahun disana. Suasana Islami benar-benar kualami sepanjang hidupku. Sholat, puasa, zakat, hingga berhaji alhamdulillah telah kutunaikan. Syahadat bahkan setiap sholat kuikrarkan. Rukun Islam yang lima telah sempurna kulaksanakan. Rukun iman yang enam pun sepenuh hati kuyakini. Namun cukupkah itu? Hatiku menjawab, "Tidak". Kalau begitu, dimana kurangnya?

Setelah kuamati, ternyata yang kurang adalah ruh ibadah-ibadah yang kulakukan. Terkadang aku sholat, tapi hanya sekedar sholat, tak ada khusyu'. Seringkali saat puasa, aku masih mengghibah, masih melalaikan sholat, lebih banyak tidur. Membaca al-Qur'an malas-malasan. Bersedekah diumbar-umbar dan sangat sedikit. Tak ada gairah dalam beribadah, hanya sekedar menunaikan kewajiban. Yang penting sudah dilakukan, kualitas urusan belakang, atau bahkan tak masuk hitungan.

Bertambah usia alhamdulillah bertambah pula kedewasaanku mengenal Allah, meneladani Rasulullah saw dan memahami Islam. Hingga kusadari khilafku, salahku, dan keliruku memaknai agamaku. Kini, kuikrarkan di hati, ingin menjadi muslimah sebenarnya. Akan kumasuki Islam secara keseluruhan. Seperti firman Allah, udkhuluu fissilmi kaaffah. "Masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan". Takkan kusia-siakan hidupku dengan hanya menjadi muslimah sekedarnya. In syaa Allah.
#30DWCHari18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar